Kalimat Agreement dan Disagreement dalam Bahasa Inggris dan Contohnya - Englishnesia
	Kalimat Agreement dan Disagreement dalam Bahasa Inggris dan Contohnya

Kalimat Agreement dan Disagreement dalam Bahasa Inggris dan Contohnya

Suci Oktaviana
Suci Oktaviana
6 Juli 2024

Menguasai kalimat agreement dan disagreement dalam bahasa Inggris dengan contoh dialog sederhana yang bisa kamu terapkan sehari-hari.

Kalau setuju kita bilang “I agree”. Kalau tidak setuju kita bilang “I disagree” Tapi apa Cuma sesimple itu aja? Engga dong! Yuk bahas!

Hai, Englishnesian!

Dalam berkomunikasi, menyatakan apakah kita setuju atau tidak setuju adalah hal yang penting, apalagi saat berbicara dalam bahasa Inggris. Kalimat-kalimat untuk mengungkapkan agreement (persetujuan) dan disagreement (ketidaksetujuan) membantu kita untuk mengekspresikan pandangan kita dengan jelas dan efektif. Baik dalam percakapan sehari-hari, diskusi formal, atau debat santai, mengetahui cara yang tepat untuk menyatakan setuju atau tidak setuju bisa sangat bermanfaat. Tidak hanya terbatas pada "I agree" atau "I disagree," ada banyak cara untuk menunjukkan persetujuan atau ketidaksetujuan dalam bahasa Inggris. Dengan menggunakan variasi kalimat, kita bisa menyesuaikan gaya komunikasi kita dengan situasi dan lawan bicara. Mari kita pelajari berbagai ungkapan untuk agreement dan disagreement ini, serta cara menggunakannya dalam konteks yang berbeda untuk mempermudah kita belajar bahasa inggris.

Mari mulai dari pengertiannya!

PENGERTIAN AGREEMENT

Agreement adalah tindakan atau proses menunjukkan bahwa kamu sependapat atau memiliki pandangan yang sama dengan orang lain. Dalam konteks komunikasi, ini berarti menyatakan persetujuanmu terhadap pendapat, ide, atau pernyataan seseorang. Kalimat-kalimat yang mengekspresikan agreement membantu memperkuat hubungan interpersonal dan menunjukkan bahwa kamu mendukung atau memahami sudut pandang lawan bicaramu.

Contoh Kalimat Agreement

1. Simple Agreement

  • "I agree." Saya setuju.
  • "Absolutely!" Benar sekali!
  • "Exactly." Tepat sekali.

2. Agreement with Emphasis

  • "I completely agree with you." Saya sepenuhnya setuju dengan Anda.
  • "I couldn't agree more." Saya sangat setuju.
  • "You’re absolutely right." Anda benar sekali.

3. Partial Agreement

  • "I agree with you to some extent." Saya setuju dengan Anda sampai batas tertentu.
  • "I see your point, and I agree to a certain degree." Saya mengerti maksud Anda, dan saya setuju sampai batas tertentu.
  • "That’s a good point, and I think you’re right to an extent." Itu poin yang bagus, dan saya pikir Anda benar sampai batas tertentu.

3. Agreeing and Adding More

  • "I agree, and I’d like to add that..." Saya setuju, dan saya ingin menambahkan bahwa...
  • "Yes, I agree with you. Also, I think..." Ya, saya setuju dengan Anda. Selain itu, saya pikir...
  • "I share your view, and furthermore..." Saya sependapat dengan Anda, dan lebih lanjut...

4. Agreeing in Formal Situations

  • "I concur with your opinion." Saya sependapat dengan opini Anda.
  • "I am in full agreement with your proposal." Saya sepenuhnya setuju dengan usulan Anda.
  • "Your argument aligns with my thoughts." Argumen Anda sesuai dengan pemikiran saya.

5. Agreeing Informally

  • "You’re spot on!" Anda tepat sekali!
  • "Totally!" Benar-benar!
  • "I feel the same way." Saya merasakan hal yang sama.

PENGERTIAN DISAGREEMENT

Disagreement adalah tindakan atau proses menunjukkan bahwa kamu tidak sependapat atau memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain. Dalam komunikasi, ini berarti menyatakan ketidaksetujuanmu terhadap pendapat, ide, atau pernyataan seseorang. Kalimat-kalimat yang mengekspresikan disagreement digunakan untuk menyampaikan pandangan berbeda dengan cara yang sopan dan konstruktif, agar diskusi tetap produktif dan menghormati perbedaan pendapat.

Contoh Kalimat Disagreement

1. Simple Disagreement

  • "I disagree." Saya tidak setuju.
  • "I'm not sure about that." Saya tidak yakin tentang itu.
  • "I don’t think so." Saya tidak berpikir begitu.

2. Polite Disagreement

  • "I understand your point, but I have a different perspective." Saya mengerti sudut pandang Anda, tetapi saya memiliki perspektif yang berbeda.
  • "I see what you mean, but I disagree." Saya mengerti maksud Anda, tetapi saya tidak setuju.
  • "I respect your opinion, but I see it differently." Saya menghargai pendapat Anda, tetapi saya melihatnya dengan cara yang berbeda.

3. Disagreement with Emphasis

  • "I strongly disagree with that." Saya sangat tidak setuju dengan itu.
  • "I’m afraid I have to disagree." Saya khawatir saya harus tidak setuju.
  • "I cannot support that idea." Saya tidak bisa mendukung ide itu.

4. Partial Disagreement

  • "I agree with some of what you’re saying, but..." Saya setuju dengan beberapa hal yang Anda katakan, tetapi...

  • "That’s a valid point, however..." Itu poin yang valid, namun...

  • "I see your point, but I think..." Saya mengerti maksud Anda, tetapi saya pikir...

  • 5. Disagreeing and Offering an Alternative

  • "I disagree, but maybe we could try..." Saya tidak setuju, tetapi mungkin kita bisa mencoba...

  • "I have a different view. How about..." Saya memiliki pandangan yang berbeda. Bagaimana kalau...

  • "That’s an interesting thought, but I propose..." Itu pemikiran yang menarik, tetapi saya mengusulkan...

6. Disagreeing in Formal Situations

  • "With all due respect, I must disagree." Dengan segala hormat, saya harus tidak setuju.

  • "I appreciate your opinion, but I have to dissent." Saya menghargai pendapat Anda, tetapi saya harus berbeda pendapat.

  • "While I understand your argument, I see it differently." Walaupun saya memahami argumen Anda, saya melihatnya dengan cara yang berbeda.

  • 7. Disagreeing Informally

  • "I don’t buy it." Saya tidak percaya itu.

  • "I can’t go along with that." Saya tidak bisa ikut dengan itu.

  • "No way!" Tidak mungkin!

Kalimat-kalimat di atas memberikan berbagai cara untuk menyatakan disagreement dalam bahasa Inggris, dari yang sederhana dan santai hingga yang lebih formal dan sopan. Menggunakan kalimat ini akan membantu Anda dalam berbagai situasi komunikasi untuk menyampaikan bahwa Anda tidak setuju dengan apa yang dikatakan orang lain, sambil tetap menjaga diskusi agar tetap konstruktif dan hormat.

FUNGSI AGREEMENT DAN DISAGREEMENT

Fungsi dari agreement dan disagreement dalam komunikasi sangat penting untuk menjaga alur diskusi yang sehat dan produktif. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari kedua elemen ini:

A. Fungsi Agreement

1. Menguatkan Hubungan Interpersonal Menyatakan persetujuan (agreement) dapat membantu membangun dan memperkuat hubungan dengan orang lain. Ini menunjukkan bahwa kita mendengarkan dan menghargai pendapat mereka, yang bisa meningkatkan rasa saling percaya dan kerja sama.

2. Mendukung dan Memvalidasi Ide Ketika kita setuju dengan seseorang, kita memberi dukungan pada ide atau pendapat mereka. Ini bisa memotivasi orang lain untuk berbicara lebih terbuka dan percaya diri dalam berbagi pandangan mereka.

3. Menyederhanakan Diskusi Dalam banyak kasus, menyatakan agreement membantu mempercepat proses pengambilan keputusan dan mempermudah untuk mencapai konsensus, karena ada titik temu yang jelas di antara peserta diskusi.

B. Fungsi Disagreement

1. Menghasilkan Perspektif yang Beragam Menyatakan ketidaksetujuan (disagreement) memungkinkan munculnya berbagai pandangan dan ide yang berbeda. Ini bisa menjadi landasan untuk inovasi dan solusi yang lebih kreatif karena banyaknya sudut pandang yang dipertimbangkan.

2. Mendorong Pemikiran Kritis Disagreement seringkali memicu analisis lebih dalam dan pemikiran kritis. Ketika kita tidak setuju, kita cenderung mengeksplorasi alasan di balik pandangan kita, yang bisa menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam dan argumen yang lebih kuat.

3. Menghindari Kesalahan dan Risiko Dengan mengutarakan ketidaksetujuan, kita dapat mengidentifikasi potensi masalah atau risiko dalam ide atau rencana tertentu. Ini membantu dalam mencegah keputusan yang mungkin tidak tepat atau berbahaya.

4. Mengembangkan Komunikasi yang Terbuka Disagreement yang diutarakan dengan cara yang sopan dan konstruktif mendorong dialog yang jujur dan terbuka. Ini menunjukkan bahwa semua pendapat dihargai dan dipertimbangkan, yang penting untuk dinamika kelompok yang sehat.

5. Mencapai Keputusan yang Lebih Baik Dengan adanya disagreement, keputusan yang diambil biasanya lebih dipikirkan matang-matang. Proses ini memastikan bahwa semua sudut pandang telah dievaluasi dan diatasi sebelum mencapai konsensus.

Baik agreement maupun disagreement adalah komponen kunci dalam komunikasi yang efektif. Agreement membantu menciptakan harmoni dan kesepakatan, sementara disagreement mendorong pemikiran kritis dan pembaruan ide.

CONTOH DIALOG AGREEMENT DAN DISAGREEMENT

A. CONTOH DIALOG AGREEMENT

1. Dialog Agreement Pertama

A: I like going to the beach on weekends. (Aku suka pergi ke pantai di akhir pekan.) B: Same here! It's so relaxing. (Aku juga! Sangat menenangkan.)

2. Dialog Kedua

A: I’ve been thinking about joining a yoga class. (Aku sudah lama berpikir untuk ikut kelas yoga.)

B: That’s a great idea! Yoga is fantastic for both body and mind. (Ide yang bagus! Yoga sangat baik untuk tubuh dan pikiran.)

A: Exactly. Plus, I’ve been feeling really stressed lately. (Tepat sekali. Selain itu, belakangan ini aku merasa sangat stres.)

B: I totally understand. Yoga can help you relax and find some inner peace. (Aku sangat mengerti. Yoga bisa membantu kamu rileks dan menemukan ketenangan batin.)

A: And it’s also a good way to stay fit, don’t you think? (Dan itu juga cara yang baik untuk tetap bugar, kan?)

B: Absolutely. It’s a full-body workout that improves flexibility and strength. (Tentu saja. Yoga adalah latihan seluruh tubuh yang meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan.)

A: I should definitely sign up for a class then. Do you want to join me? (Aku pasti harus mendaftar kelasnya. Kamu mau ikut?)

B: I’d love to! Let’s do it together. (Aku akan senang! Ayo kita lakukan bersama-sama.)

3. Dialog Ketiga

A: Our team needs to improve our project management skills. (Tim kita perlu meningkatkan keterampilan manajemen proyek kita.)

B: I agree completely. We’ve had some delays recently because of poor planning. (Aku sepenuhnya setuju. Belakangan ini kita mengalami beberapa keterlambatan karena perencanaan yang buruk.)

A: Yes, and it’s causing a lot of frustration among the team members. (Benar, dan itu menyebabkan banyak frustrasi di antara anggota tim.)

B: Exactly. We need to find a way to streamline our processes. (Tepat sekali. Kita perlu menemukan cara untuk menyederhanakan proses kita.)

A: Maybe we should invest in some project management training. (Mungkin kita harus berinvestasi dalam pelatihan manajemen proyek.)

B: That sounds like a good plan. Training could really help us get on track. (Kedengarannya itu rencana yang bagus. Pelatihan bisa sangat membantu kita untuk kembali ke jalur yang benar.)

A: And we should also consider using new project management software. (Dan kita juga harus mempertimbangkan untuk menggunakan perangkat lunak manajemen proyek yang baru.)

B: Agreed. A good tool can make a big difference in managing our tasks and deadlines. (Setuju. Alat yang bagus bisa membuat perbedaan besar dalam mengelola tugas dan tenggat waktu kita.)

4. Dialog Keempat

A: I think our marketing strategy needs an overhaul. (Aku pikir strategi pemasaran kita perlu diperbarui.)

B: I couldn’t agree more. Our current approach isn’t bringing the results we want. (Aku sangat setuju. Pendekatan kita saat ini tidak menghasilkan hasil yang kita inginkan.)

A: We need to be more innovative and target a broader audience. (Kita perlu lebih inovatif dan menargetkan audiens yang lebih luas.)

B: Yes, exactly. We should explore new channels and creative campaigns. (Benar, tepat sekali. Kita harus menjelajahi saluran baru dan kampanye kreatif.)

A: Also, we should consider increasing our online presence. (Juga, kita harus mempertimbangkan untuk meningkatkan kehadiran online kita.)

B: Absolutely. Focusing on digital marketing could expand our reach significantly. (Tentu saja. Berfokus pada pemasaran digital bisa memperluas jangkauan kita secara signifikan.)

A: How about we schedule a brainstorming session next week to generate new ideas? (Bagaimana kalau kita menjadwalkan sesi brainstorming minggu depan untuk menghasilkan ide-ide baru?)

B: That’s a fantastic idea. Let’s set up a meeting with the team. (Itu ide yang luar biasa. Ayo kita jadwalkan rapat dengan tim.)

B. CONTOH DIALOG DISAGREEMENT

1. Dialog Pertama

A: I believe remote work isn’t as productive as working from the office. (Aku percaya bekerja jarak jauh tidak seproduktif bekerja dari kantor.) B: I don’t think so. I actually feel more productive working from home. (Aku tidak setuju. Aku justru merasa lebih produktif bekerja dari rumah.)

2. Dialog Kedua A: I think we should implement a strict dress code in the office. (Aku pikir kita harus menerapkan kode pakaian yang ketat di kantor.)

B: I’m not sure about that. Don’t you think it could make people uncomfortable? (Aku tidak yakin tentang itu. Bukankah menurutmu itu bisa membuat orang merasa tidak nyaman?)

A: But a dress code could help maintain a professional environment. (Tapi kode pakaian bisa membantu menjaga lingkungan yang profesional.)

B: I see your point, but I believe flexibility in dress code can also boost creativity and comfort. (Aku mengerti maksudmu, tapi aku percaya bahwa fleksibilitas dalam kode pakaian juga bisa meningkatkan kreativitas dan kenyamanan.)

A: That’s true, but how do we ensure that everyone dresses appropriately? (Itu benar, tapi bagaimana kita memastikan bahwa semua orang berpakaian dengan pantas?)

B: Maybe we can set some basic guidelines without being too strict. (Mungkin kita bisa menetapkan beberapa pedoman dasar tanpa terlalu ketat.)

A: I guess that could work. We need a balance between professionalism and comfort. (Aku rasa itu bisa berhasil. Kita perlu keseimbangan antara profesionalisme dan kenyamanan.)

B: Exactly. Let’s draft a flexible policy and get feedback from the team. (Tepat sekali. Mari kita buat kebijakan yang fleksibel dan dapatkan masukan dari tim.)

3. Dialog Ketiga

A: We should cut the budget for the marketing department. (Kita harus memotong anggaran untuk departemen pemasaran.)

B: I disagree. Marketing is crucial for our growth, especially now. (Aku tidak setuju. Pemasaran sangat penting untuk pertumbuhan kita, terutama saat ini.)

A: But we’re spending too much on campaigns that don’t seem effective. (Tapi kita menghabiskan terlalu banyak untuk kampanye yang sepertinya tidak efektif.)

B: I understand your concern, but cutting the budget could limit our reach and impact. (Aku mengerti kekhawatiranmu, tapi memotong anggaran bisa membatasi jangkauan dan dampak kita.)

A: So, what do you suggest we do instead? (Jadi, apa yang kamu sarankan sebagai gantinya?)

B: I think we should evaluate and refine our strategies instead of reducing the budget. (Aku pikir kita harus mengevaluasi dan menyempurnakan strategi kita daripada mengurangi anggaran.)

A: That makes sense. We need to ensure our funds are used more effectively. (Itu masuk akal. Kita perlu memastikan dana kita digunakan lebih efektif.)

B: Exactly. Let’s focus on optimizing our marketing efforts to get better results. (Tepat sekali. Mari kita fokus pada mengoptimalkan upaya pemasaran kita untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.)

4. Dialog Keempat

A: We should implement a no-phone policy during meetings. (Kita harus menerapkan kebijakan tidak menggunakan ponsel selama rapat.)

B: I have to disagree. Some people might need their phones for urgent matters. (Aku harus tidak setuju. Beberapa orang mungkin membutuhkan ponsel mereka untuk urusan mendesak.)

A: But phones are a major distraction and disrupt the flow of discussion. (Tapi ponsel adalah gangguan utama dan mengganggu alur diskusi.)

B: True, but banning them entirely could also cause inconvenience. (Benar, tapi melarangnya sepenuhnya juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan.)

A: So, what do you propose we do to minimize distractions? (Jadi, apa yang kamu usulkan untuk mengurangi gangguan?)

B: Maybe we can encourage people to keep their phones on silent and use them only when absolutely necessary. (Mungkin kita bisa mendorong orang untuk menjaga ponsel mereka dalam mode diam dan hanya menggunakannya jika benar-benar diperlukan.)

A: That’s a reasonable compromise. We could also have a brief phone break during longer meetings. (Itu kompromi yang masuk akal. Kita juga bisa memiliki jeda singkat untuk ponsel selama rapat yang lebih lama.)

B: Agreed. This way, we respect everyone’s needs while keeping the focus on the meeting. (Setuju. Dengan cara ini, kita menghormati kebutuhan semua orang sambil menjaga fokus pada rapat.)

Memahami cara mengungkapkan agreement dan disagreement dalam bahasa Inggris membantu memperkaya komunikasi kita. Dengan keterampilan ini, kita bisa membangun percakapan yang lebih baik melalui persetujuan yang mendukung dan ketidaksetujuan. Selalu ingat untuk menghormati pandangan orang lain dan menjaga keseimbangan dalam percakapan untuk mencapai pemahaman yang lebih baik bersama.

See you, Englishnesian!